Minggu, 17 Januari 2016

Budidaya Ikan Louhan

Budidaya Ikan Louhan


Ikan Louhan merupakan salah satu jenis ikan hias yang pertama kali muncul di Negara Malaysia pada tahun 1997. Istilah ikan louhan itu sendiri berasal dari kata ‘hua louhan’ yang berarti ‘dewi pelindung’. Bagi masyarakat tertentu ikan louhan ini dipercaya sebagai pelindung bagi siapa saja yang memeliharanya. Kecantikan warna sisik dan keunikan bentuk dahinya membuat banyak orang yang menyukai ikan hias yang satu ini. Satu hal yang paling unik dan fenomenal dari ikan louhan ini adalah sisiknya yang terkadang terdapat motif berupa huruf latin/mandarin/ angka yang unik. Tak heran motif-motif unik ini dijadikan dasar kepercayaan bahwa ikan louhan ini tak lain adalah ikan pembawa ‘hoki’ bagi si pemiliknya.
Ikan Louhan
Gambar Ikan Louhan

Step-step Pemijahan Ikan Louhan

Step pertama yang perlu Andalakukan ketika Andaakan melakukan budidaya ikan louhan adalah pemijahan ikan louhan. Andabisa menggunakan air sumur atau air PAM. Jika Andamenggunakan air sumur, sebaiknya endapkan terlebih dahulu selama 24 jam, sedanngkan jika Andamenggunakan air PAM, senbaiknya Andanetralkan terlebih dahulu air PAM tersebut seperti kadar PH dan kadar klorinnya. Kemudian untuk media pemijahan, Andabisa menggunakan akuarium atau pun kolam khusus yang sudah disterilisasikan. Adapun peralatan yang perlu Andapersiapkan untuk proses pemijahan antara lain: bak penampungan air, aerator, filter, alat penampung air, lampu UV, dan ornamen seperti bebatuan alami.

Pengamatan Selama Masa Pemijahan

Andabisa menebarkan seekor benih ikan louhan betina yang berukuran kurang lebih 10 cm dan seekor benih ikan louhan jantan yang berukuran lebih besar. Sebelum Andalakukan pemijahan, letakan sekat yang memisahkan kedua benih ikan louhan tersebut agar keduanya terbiasa dan saling mengenal. Jika benih ikan louhan betina sudah menunjukan tanda-tAndaakan bertelur, lepaskan sekat pemisah akuarium/ kolam. Amati tingkah laku kedua benih ikan louhan tersebut selama beberapa hari. Tetap biarkan keduanya bersama-sama jika keduanya menjaga telur-telur sang indukan. Sebaliknya jika keduanya berkelahi sebaiknya segera pisahkan dan gantikan pasangan indukan agar proses pemijahan tetap berlangsung.

Media Pemeliharaan Ikan Louhan

Ikan louhan termasuk jenis ikan yang mudah dipelihara. Andatidak perlu menggunakan teknik-teknik pemeliharaan khusus untuk memelihara ikan louhan kesukaan anda. Untuk media pemeliharan ikan louhan, sebaiknya Andagunakan akuarium dengan panjang 4 kali dari panjang tubuhn ikan louhan anda. Hal ini cukup penting untuk ruang gerak ikan louhan anda. Ikan louhan akan terpicu pertumbuhannya jika ruang geraknya luas. Kemudian sebaiknya Andaletakan akuarium Anda80 cm di atas lantai  agar ikan louhan Andatidak mudah stress.

Suhu dan pH Air Akuarium Ikan Louhan

Akuarium juga sebaiknya Andalengkapi dengan lampu UV untuk memicu pertumbuhan kilat warna pada tubuh ikan louhan. Lampu UV tidak harus dinyalakan sepanjang hari karena jika dinyalakan sepanjang hari ikan louhan akan terangsang untuk terus bergerak tanpa istirahat. Andabisa tambahkan batu-batuan ke dalam akuarium Andaagar mirip dengan habitat asli ikan louhan.  Jangan lupa untuk selalu mengecek kualitas air pada akuarium tempat ikan louhan Andahidup. Perhatikan suhu air dan Ph air agar ikan louhan Andatetap nyaman. Suhu air yang tepat untuk ikan louhan yaitu sekitar 32-35 derajat Celsius sedangkan skala pH yang baik untuk pertumbuhan ikan louhan yaitu bekisar 6,5-7,5.

Pakan Ikan Louhan

Pakan ikan louhan terdapat dua jenis., yaitu pakan buatan dan pakan alami. Pakan alami bisa berupa nyamuk, ulat jerman, cacing, udang, dan kutu air, sedangkan pakan buatan berupa pelet yang mengandung protein tinggi, hormon ata pelet, dan spirulina.

Rabu, 21 Desember 2011

Budidaya Ikan Arwana


 Ikan Arwana

Teknik budidaya ikan arwana sendiri sebenarnya tidaklah sulit hanya saja memang dibutuhkan ketelitian dan ketekunan yang tinggi karena ikan arwana harus selalu dijaga kondisi air, oksigen dan pakannya. Ikan ini dapat dikembangbiakkan di wadah budidaya seperti akuarium atau kolam.





Kualitas air yang selalu terjaga baik menjadi tuntutan dalam budidaya ikan ini. PH air untuk budidaya arwana sebenarnya sangat lebar tapi lebih disarankan untuk memudahkan pemeliharaannya PH airnya disesuaikan dengan kondisi air pada kondisi sebenarnya di alam yaitu PH 6,8 – 7,5 dan suhu 27 – 29 C. Sedangkan penggantian air untuk menjaga kualitas air, dilakukan sebanyak 30 – 34 % dari total volume dengan air deklorinisasi. Penggantian air perlu dilakukan apalagi jika kondisi setelah hujan karena air hujan dapat mengakibatkan perubahan mendadak pada kualitas air.


Pemberian pakan pada arwana sebaiknya diberikan pakan bervariasi yang mengandung protein sangat tinggi. Pakan untuk induk arwana dapat diberikan berupa ikan/udang rucah ditambah dengan pellet dengan kadar protein 32 %. Pemberian pakan ini dilakukan setiap hari dengan ketentuan 2% dari berat total tubuhnya.
Kematangan gonad akan terjadi pada saat umur ikan arwana berumur 4 tahun dan sudah mencapai panjang 45 – 60 cm. Pemijahan akan terjadi sepanjang tahun. Puncak pemijahan akan terjadi antara bulan Juli dan bulan Desember. Ketika telah terjadi pemijahan maka induk jantan akan menjaga telur tersebut di dalam mulutnya selama 2 bulan. Untuk melepaskan telur yang ada dalam mulut induk jantan arwana, tarik secara perlahan dan hati-hati bagian bawah mulut arwana kemudian tekan ringan bagian tubuhnya. Larva dikumpulkan untuk kemudian diinkubasi.


Masa inkubasi dengan cara ini lebih pendek dibandingkan dengan masa inkubasi normal yang dapat mencapai 8 minggu. Inkubasi dilakukan di dalam akuarium berukuran 45x45x90 cm dengan temperatur air 27 – 29 derajat celcius dan kadar oksigen terlarut 5 ppm. Untuk mencegah adanya infeksi pada saat penanganan larva dapat digunakan larutan Acriflavine 2 ppm. Selama periode inkubasi ini larva tidak perlu diberi pakan. Pakan larva sendiri didapat dari kuning telur yang akan habis pada minggu ke delapan. Setelah itu, larva harus diberi pakan hidup pertama untuk mencegah larva saling makan. Pada saat ini larva sudah dapat berenang bebas.


Pakan hidup yang diberikan bisa berupa cacing darah atau anakan ikan yang ukurannya sesuai dengan ukuran mulut ikan arwana tersebut. Ketika larva telah mencapai ukuran 10 – 12 cm diberikan pakan berupa udang air tawar kecil untuk mengimbangi kecepatan tumbuhnya.


sumber : http://www.perikanan-budidaya.dkp.go.id

Budidaya Ikan Botia

Ikan Botia
Tahukah anda bahwa memelihara ikan botia sungguh sangat mengasyikan. Bagi para penghobi ikan ini sangat indah untuk dilihat. Bentuk tubuhnya yang agak pipih dan agak bulat memanjang ditambah pula bentuk perut yang hampir lurus dengan lengkung sirip punggung lebih depan posisinya dibandingkan sirip perutnya dan bersifat anal berpasangan, menambah bentuk eksotika ikan botia sebagai ikan hias. Apalagi adanya empat pasang sungut yang dimilikinya.


Sementara Memandang corak warna tubuhnya yang yang memiliki dasar merah jingga kekuning-kuningan dengan balutan tiga garis lebar atau pita hitam yang melingkar di tubuhnya sungguh sangat menyejukkan hati yang memandang. Perlu juga diketahui bahwa ikan ini termasuk ikan yang tidak memiliki sisik. Tetapi hati-hati bila memegang ikan ini karena ia memiliki senjata untuk melindungi diri dari serangan berupa patil di bawah matanya yang tersembunyi dan akan keluar bila ia merasa dalam bahaya karena itulah ia sering pula disebut si mata berduri. Tidak salah bila botia bisa menjadi obat penghilang stress bagi pemeliharanya.



Botia, didalam buku Saanin (1984) disebutkan memiliki 2 macam spesies, yaitu Botia macaracanthus dan Botia hymenphysa. Di dalam buku lain yang di tulis oleh Kottelat dkk (1993), ikan botia memiliki tiga spesies, yaitu Botia macaracanthus,Botia hymenphysa dan botia reversa. Ketiga spesies ini dibedakan salah satunya perbedaan jumlah pita hitam yang melingkar di tubuhnya. Botia macaracanthus memiliki 3 pita hitam,Botia hymenphysa mempunyai 13 – 15 pita hitam dan botia reversa memiliki 12 pita hitam. Secara taksonomi ikan hias botia masuk dalam kategori famili cobitidae. Berikut klasifikasi ikan botia lengkapnya :



* Kingdom : Animalia
* Fillum : Chordate
* Kelas : Osteichthyes
* Subkelas : Actinopterygii
* Ordo : Teleostei
* Subordo : Cyprinoidea
* Famili : Cobitidae
* Genus : Botia
* Spesies : Botia macaracanthus,Botia hymenphysa, Botia reversa





Di alam ikan ini dapat mencapai ukuran 30 – 40 cm sedangkan di akuarium dapat mencapai panjang maksimal 11 – 14 cm. ikan botia betina dapat mencapai berat 80 gram setelah dewasa. Sementara jantannya dapat mencapai 40 gram. Umur ikan botia termasuk panjang. Usianya dapat mencapai umur 20 tahun.



Ikan botia yang merupakan salah satu primadona ikan hias Indonesia yang diekspor ke luar negeri, dapat dijumpai di perairan batang hari jambi dan sungai barito di kalimantam yang karakteristik perairannya sesuai dengan habitat ikan botia yang menyukai perairan tenang, gelap dan suka bersembunyi tapi ia tidak menyukai adanya lumpur. Ikan botia yang suka hidup berkelompok ini dapat hidup pada kualaitas air dengan kisaran pH 5,0 - 7,0 suhu 24 - 30 derajat Celcius dengan oksigen terlarut 5 – 8 ppm dan kadar amoniak < 1,0 ppm.



Ikan botia yang juga disebut sebagai ikan badut karena bentukya yang menyerupai badut ini sudah dapat dilakukan pemijahan terkontrol sejak tahun 1990-an yang penelitiannya salah satunya dilakukan oleh BBAT Sukabumi dan sudah berhasil. Sehingga kekhawatiran akan punahnya ikan ini akibat penangkapan besar-besaran dapat terjawab.



Pembenihan ikan botia mudah dilakukan. Penting untuk selalu menjaga kualitas air seperti syarat di atas. buatlah kondisinya seperti ditempat habitat aslinya dengan memberikan paralon untuk dia bersmbunyi misalnya.



Pemeliharaan telur yang sudah diinkubasi air kemudian biarkan menetas kira-kira 15 – 26 jam. Kemudian larva tersbut diberi pakan setelah berumur 3 hari. Setelah 25 – 30 hari larva botia akan berkembang menjadi benih ikan botia. Media yang digunakan adalah air sumur atau air PAM yang sudah diendapkan dan diaerasi.



sumber : http://www.perikanan-budidaya.dkp.go.id

Budidaya Ikan Sepat Mutiara

Sepat mutiara (Tichogaster leeri)


Sepat mutiara (Tichogaster leeri) dengan nama dagang Pearl Gouramy atau Mosaic Gouramy berasal dari Sumatera, Kalimantan, Malaysia, dan Thailand. Ikan yang bersifat omnivora ini hidup pada suhu optimal 26-28° C; pH 6,5-7,0; dan kekerasan 6-8° dH.

Panjang tubuh ikan ini dapat mencapai 12 cm. Warnanya biru muda dengan violet terang. Seluruh tubuhnya dipenuhi totol-totol putih scperti mutiara dengan poly mosaik. Pada saat birahi, warna bagian perut jantan menjadi orange.

Cara pemijahan dan pemeliharaan ikan ini hampir sama dengan Dwarf Gouramy. Perbedaannya hanya pada kedua induknya yang sangat sctia merawat telurnya. Oleh karena itu, pemisahan induk jantan dan betina dengan anaknya dapat dilakukan setelah larva bisa berenang atau sekitar umur satu minggu. Ukuran jual sekitar 4 cm atau sudah berumur 3,5 bulan.

Budidaya Ikan Swordtail


Swordtail Characin (Corynopoma riisei)

Swordtail Characin (Corynopoma riisei) berasal dari Brazil, Amerika Selatan. Ikan ini cenderung bersifat karnivora. Suhu untuk pemeliharaan yang baik sekitar 29-30° C. Sementara pH air optimum sekitar 6,5-7,0 dan kekerasan sekitar 10-12 dH.

Tubuh ikan ini dapat mencapai paniang 8 cm. Warna tubuh putih bening keperakan dengan sirip-sirip agak transparan. Namun,


ikan ini disukai bukan warna tubuhnya, tetapi karena bentuk siripnya yang unik. Terutama jantan, antan, pina atau sirip punggung dan sirip anal lebih besar dan lebih panjang dari betina. Sirip yang memanjang tersebut sangat berguna pada pemijahan, yaitu untuk pembuahan telur.
Ikan jantan dan betina yang sudah siap memijah dapat dipasangkan dalam akuarium atau secara masal dalam kolam. Sarang untuk peletakan telur berupa tanaman air (enceng gondok).

Telur akan menetas dalam waktu 24-32 jam. Dua hari kemudian, larva sudah bisa berenang dan dapat diberi pakan infusoria selama 2-3 hari. Selanjutnya larva dapat diberi kutu air.
Ikan yang sudah bertelur dan pernah kawin dapat bertelur kembali walaupun tanpa jantan. Telur yang keluar tanpa jantan tersebut masih bisa menetas. Diduga hal ini disebabkan sperma jantan dapat tahan lama berada dalam saluran telur betina.

Pembesaran ikan ini dapat dilakukan dalam kolam maupun akuarium. Pakan untuk pembesaran berupa kutu air besar, cacing sutera, dan cacing darah. Ikan ini bisa dijual saat ukurannya sudah mencapai sekitar 2,5 cm atau sekitar berumur tiga bulan.

Sumber : Darti S.L dan Iwan D. Penebar Swadaya, 2006

Budidaya Ikan Platy

Ikan Platy (Xiphophorus maculatus)

Ikan hias cukup dikenal oleh masyarakat sebagai hiasan aquarium. Perkembangan ikan hias di Indonesia mengalami kemajuan yang terus meningkat, terutama ikan hias air tawar asli Indonesia. Dari sekian banyak jenis ikan hias, tidak semuanya telah dapat dibudidayakan. Dalam menternakkan ikan hias harus diperhatikan bahwa masing-masing jenis mempunyai sifat dan kebiasaan hidup yang berbeda-beda, misalnya dalam cara pemijahan, bertelur ataupun menyusun sarangnya.
Ikan-ikan hias yang beranak.Cara perkembangbiakkan ikan hias ada beberapa macam:
  1. Ikan-ikan hias yang bertelur berserakan.
  2. Ikan-ikan hias yang meletakkan telurnya pada suatu subtrat.
  3. Ikan-ikan hias yang menetaskan telurnya dalam sarang busa.
  4. Ikan-ikan yang mengeramkan telurnya di dalam mulut.
 CIRI-CIRI INDUK JANTAN DAN BETINA
  1. Induk Jantan
    1. Mempunyai gonopodium (berupa tonjolan dibelakang sirip perut) yang merupakan modifikasi sirip anal yang berupa menjadi sirip yang panjang.
    2. Tubuhnya rampaing.
    3. Warnanya lebih cerah.
    4. Sirip punggung lebih panjang.
    5. Kepalanya besar.
  2. Induk Betina
    1. Dibelakang sirip perut tidak ada gonopodium, tetapi berupa sirip halus.
    2. Tubuhnya gemuk
    3. Warnanya kurang cerah.
    4. Sirip punggung biasa.
    5. Kepalanya agak runcing.
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PEMELIHARAAN
  1. Air yang diperlukan adalah ari yang cukup mengandung Oksigen (O2) dan jernih.
  2. Suhu air berkisar antara 15 ~ 27°C.
  3. pH yang disukai agak sedikit alkalis, yaitu berkisar 7 ~ 8.
  4. Makanan yang diberikan dapat berupa makanan alami (cuk, cacing, kutu air) dan makanan buatan, diberikan secukupnya.

TEKNIK PEMIJAHAN

  1. Pemilihan induk. Pilihlah induk yang berukuran relatif besar, bentuk tubuh yang mengembung serta mempunyai warna yang indah.
  2. Induk-induk yang telah dipilih dimasukkan dalam satu bak untuk beberapa pasang induk. Namun apabila menghendaki keturunan tertentu dapat pula dilakukan dengan cara memisahkan dalam bak tersendiri sepasang-sepasang.
  3. Bak-bak pemijahan harus dikontrol setiap hari. Setelah lahir, anak-anak ikan harus cepat-cepat diambil dan dipisahkan dari induknya agar tidak dimakan oleh induknya.
PERAWATAN BENIH
  1. Anak-anak ikan yang baru lahir belum membutuhkan makanan, karena masih mengandung kuning telur (yolk egg). Setelah 4 ~ 5 hari anak ikan baru dapat diberi makanan berupa kutu air yang sudah disaring, atau kuning telur yang telah direbus dan dihancurkan.
  2. Setelah mencapai ukuran medium (2 ~ 3 cm) dapat diberikan makanan cacing, kemudian setelah mencapai ukuran dewasa (5 ~ 7 cm) dapat diberi makanan cuk.
  3. Disamping makanan alami dapat pula diberi makanan tambahan berupa cacing kering, agar-agar dll.
  4. Pemberian makanan sebaiknya 2 kali sehari, hendaknya jangan berlebihan, karena dapat menyebabkan pembusukan yang dapat meerusak kualitas air.
  5. Pergantian air. Air dalam bak atau aquarium jangan sampai kotor/keruh, karena dapat menyebabkan kematian anak ikan. Kotoran dapat dibersihkan setiap 2 ~ 3 hari sekali dengan cara disiphon, air yang terbuang pada waktu penyiphonan sebanyak 10 ~20% dapat diganti dengan air yang baru.
PENUTUP
Budidaya ikan live bearer ini sangat mudah dan mempunyai tingkat keberhasilan yang tinggi. Untuk satu pasang ikan dapat menghasilkan 50 sampai 100 ekar ikan untuk satu kali pemijahan, dengan harga perekor Rp. 25,-sampai Rp. 75,-. Jenis ikan ini juga merupakan ikan hias yang dapat di eksport misalnya: ikan Guppy. Dengan teknik pemeliharaan yang tepat dan ketekunan yang tinggi akan didapat hasil dengan warna yang sangat indah.

SUMBER
Dinas Perikanan DKI Jakarta, Jakarta, 1996

 KONTAK HUBUNGAN
Dinas Perikanan DKI Jakarta, Jakarta

Selasa, 20 Desember 2011

Budidaya Ikan Hias Oscar


Artikel ini dipetik dari www.iptek.net.id agar informasinya lebih tersebar ke masyarakan dan memanfaatkannya untuk membuka peluang usaha, terutama usaha keluarga kearah peningkatan ekonomi keluarga, menuju cita-cita bangsa menjadi masyarakat adil dan makmur.
BUDIDAYA IKAN HIAS OSCAR
(Astronatus Ocellatus)

Oscar - Astronatus Ocellatus
1. PENDAHULUAN
Ikan Oscar merupakan jenis ikan air tawar yang berasal dari sungai Amazone, Panama, Rio-Paraguay dan Tio-Negro Amerika Selatan, serta sudapat dikembang-biakan di Indonesia. Ikan Oscar mempunyai bentuk dan warna yang menarik. Warna badannya kehitam-hitaman dengan batikan berwarna kuning kemerah-merahan. Tidak seperti ikan hias lain, ikan oscar memerlukan perlakuan sedikit khusus pada cara perkembangbiakannya, sehingga ikan Oscar ini termasuk ikan yang mahal.
II. PEMIJAHAN
  1. Pemilihan Induk
    1. Induk yang baik untuk dipijahkan sudah berumur 1,5 tahun sampai 2 tahun dengan panjang badan 15 cm dan tinggi badan 10 cm serta berwarna cerah.
    2. Seleksi induk dimulai saat ikan Oscar masih remaja (5 ~ 6 bulan), dengan cara mencampurkan 5 ekor jantan dan 5 ekor betina. Ikan Oscar remaja ini akan mencari pasangannya sendiri-sendiri. Setelah saling berpasangan maka kita pisahkan di bak tersendiri sampai menjadi induk.
  2. Perbedaan Induk Jantan dan Betina
Induk JantanInduk Betina
- panjang badan relatif lebih panjang
- alat kelamin lebih menonjol
- induk yang telah matang perutnya gendut
- lubang kelamin lebih besar
  1. Cara Pemijahan
    1. Bak perkawinan terbuat dari semen yang berukuran 1 1/2 x 1 x 0,5m 3 , diisi air yang telah diendapkan selama 12 ~ 24 jam setinggi 30 ~ 40 cm.
    2. Jika bak perkawinannya luas, dapat disekat.
    3. Sepasang induk Oscar yang telah matang telur dimasukkan ke dalam bak.
    4. Pada setiap kolom diberi batu ceper yang berwarna gelap dan di atasnya ditutup sebagian besar agar suasana kolom menjadi teduh.
    5. Oscar mengadakan pemijahan siang dan sore hari langsung dibuahi oleh pejantan.
    6. Telur yang berada di atas batu ceper tersebut yang telah dibuahi diangakat dimasukkan ke dalam aquarium untuk ditetaskan. Aquarium berukuran 70 x 40 x 40 cm 3 diisi air setinggi 10 cm, untuk telur sepasang induk.
    7. Ke dalam aquarium diberi udara (aerasi) dengan kekuatan lemah.
    8. Selesai 3 hari biasanya telur-telur mulai menetas.
    9. Air diberi campuran emalin atau methylene blue.
3. PEMELIHARAAN BENIH
  1. Benih ikan ini sampai berumur 4 hari belum perlu diberi makan, karena masih mempunyai persediaan makanan pada yolk sacknya (kuning telur).
  2. Pada hari ke 5 benih diberi makanan Rotifera. Pemberian makanan ini tidak boleh terlambat karena ikan Oscar bersifat kanibal (memangsa sesamanya).
  3. Pada hari ke 10 sudah bisa diberi kutu ari yang telah disaring.
  4. Setelah berumur 2 minggu benih mulai diberi kutu air tanpa disaring dan mulai dicoba cacing rambut.
  5. Benih sudah dapat dipindahkan ke bak/kolam yang lebih luas setelah berumur 25 hari.
4. PEMBESARAN
  1. Pembesaran ikan dilakukan setelah benih berumur 25 hari.
  2. Benih yang dihasilkan kira-kira 1000 s/d 3000 ekor untuk satu kali penetasan.
  3. Bak yang digunakan berukuran 2 x 1 x 1 m 3 , dan diisi air setinggi 20 – 25 cm.
  4. Untuk pertama kali pembesaran dapat ditebar kurang lebih 300 ekor ikan.
  5. Untuk mengurangi teriknya matahari pada siang hari, di dalam bak diberi tanaman air seperti eceng gondok dan Hidrilla Verticilata. Untuk mencegah masuknya air hujan terlalu banyak, pada bagian atas bak ditutup sebagian dengan seng plastik.
  6. Penjerangan dilakukan setelah benih berada di bak selama sebulan dengan jumlah menjadi 200 ekor
  7. Makanan yang diberikan berupa cacng rambut.
  8. Setelah ikan berumur 5 ~ 6 bulan, ikan sudah dapat diseleksi untuk dijadikan induk, makanan yang diberikan diganti dengan udang kali yang masih segar/hidup, bisa juga diberi udang rebon yang masih segar.
  9. Sepasang induk dapat menghasilkan telur 1000 s/d 4000 butir untuk sekali pemijahan.
5. PENUTUP
Untuk mendapatkan warna yang indah pada ikan Oscar, pemberian makanan harus mengandung zat kapur (chitine) dimulai sejak kecil, seperti kutu air (Moina), Rotifera, cacing rambut, Artemia, udang rebon atau udang kali. Ikan Oscar mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi; untuk ikan yang berumur 4 bulan (berukuran kurang lebih 6 cm) harganya Rp. 500,00 per ekor, sedangkan induk Oscar bisa mencapai harga Rp. 50.000,00 per pasang. Dengan menekuni cara pemeliharaan ikan Oscar ini, dapat menambah penghasil keluarga.
6. SUMBER
Dinas Perikanan DKI Jakarta, 1996
7. KONTAK HUBUNGAN
Dinas Perikanan DKI Jakarta